Mari Kita Bicara Soal Pemasaran Email: Lebih dari Sekadar Kirim Pesan!

Mari Kita Bicara Soal Pemasaran Email: Lebih dari Sekadar Kirim Pesan!

Siapa sih yang tidak kenal email marketing? Mungkin Anda berpikir, 'Ah, itu kan cara lama!' Tapi, tunggu dulu. Di tengah gempuran media sosial dan tren digital yang silih berganti, email marketing ini ibarat kawan lama yang setia dan selalu bisa diandalkan. Percaya atau tidak, dia masih jadi salah satu jagoan utama untuk bikin bisnis kita tumbuh pesat. Bayangkan saja, teknologi terus berubah, ekspektasi pelanggan makin tinggi, strategi bisnis pun harus lincah. Tapi, email? Dia tetap kokoh, memberikan hasil yang luar biasa dengan biaya yang ramah di kantong. Nah, di panduan ini, saya mau ajak Anda menelusuri sembilan langkah ajaib untuk membangun program email marketing yang bukan cuma sekadar 'kirim-kirim email', tapi yang benar-benar bisa bikin orang betah buka, klik, dan akhirnya, jadi pelanggan setia. Plus, kita akan bahas juga soal aturan mainnya, cara ngukur keberhasilannya, dan daftar cek praktis biar Anda bisa langsung gas dan lihat hasilnya!

Email Marketing Itu Apa, Sih? Kok Penting Banget?

Secara sederhana, email marketing itu upaya kita untuk 'ngobrol' sama pelanggan lewat email. Tujuannya jelas: promosiin produk atau jasa, kasih edukasi yang bermanfaat, dan bangun loyalitas biar mereka makin cinta sama brand kita. Lewat email, kita punya jalur 'eksklusif' langsung ke inbox mereka. Enak, kan? Kita bisa:
  1. Ngasih tahu info penting: Diskon spesial, kabar terbaru, atau mungkin kejutan-kejutan seru!
  2. Jaga hubungan: Bahkan saat mereka lagi nggak belanja, kita tetap bisa 'hadir' di pikiran mereka.
  3. Ajak mereka bertindak: Entah itu mampir ke website, daftar acara, atau langsung 'checkout' belanjaan.

Kenapa email marketing ini jadi primadona? Ada beberapa alasan kuat:
  • Gampang banget dapat kontak: Banyak orang rela kok ngasih alamat email mereka, bahkan sebelum mereka siap beli. Ini modal awal yang bagus!
  • Hubungan yang awet: Pesan-pesan yang kita kirim itu bukan cuma sekadar promosi, tapi juga nilai. Ini yang bikin brand kita selalu 'nangkring' di benak mereka.
  • Sarana edukasi: Mau jelasin kenapa produk kita beda dari yang lain? Atau kenapa mereka harus pilih kita? Email tempatnya!
  • Hemat biaya: Bayangkan, dengan biaya yang relatif kecil, kita bisa menjangkau banyak orang. Jauh lebih efisien dibanding banyak cara lain, lho!

Manfaatnya? Jangan Ditanya, Banyak Banget!

Mungkin Anda mikir, 'Sekarang kan semua orang sibuk sama media sosial, email masih dibaca nggak ya?' Eits, jangan salah! Meskipun persaingan untuk dapat perhatian makin ketat, email itu tetap punya 'daya magis' tersendiri. Banyak penelitian yang bilang, ROI (Return on Investment) dari email marketing itu bisa sampai 3.600%! Gila, kan? Ini semua berkat kebiasaan kita yang memang rutin banget ngecek email, apalagi sekarang sudah bisa lewat HP. Manfaat utamanya apa saja? Yuk, kita bedah:
  • Konversi makin naik: Dengan penawaran eksklusif atau pengingat (misalnya, kalau ada keranjang belanja yang ditinggal), orang jadi lebih gampang tergoda untuk beli.
  • Brand makin dikenal: Kontak yang rutin dan relevan itu bikin brand kita makin akrab di telinga dan mata mereka.
  • Hubungan sama pelanggan makin erat: Personalisasi dan otomatisasi itu kuncinya. Mereka merasa spesial, jadi makin loyal.
  • Mendorong aksi nyata: Dari sekadar mampir website, baca konten, sampai akhirnya, beli produk kita.
  • Gampang diukur: Ini penting! Kita bisa tahu mana yang berhasil, mana yang perlu diperbaiki. Jadi, optimasinya bisa pakai data, bukan cuma kira-kira.

Dan tahu nggak? Pasar email marketing ini diprediksi bakal terus meroket, dari $8,3 miliar di tahun 2023 jadi $18,9 miliar di tahun 2028. Bayangkan, sampai tahun 2027, diproyeksikan ada tambahan 500 juta pengguna email harian! Jadi, masih ragu sama kekuatan email marketing?

Macam-Macam Email Marketing: Mana yang Paling Nampol?

Ada banyak jenis email marketing, tapi ini dia beberapa yang paling sering jadi andalan:

1. Email Selamat Datang (Welcome Email)
Ini nih, kesan pertama yang menentukan! Begitu ada yang daftar, langsung kirim email ini. Isinya bisa macam-macam: perkenalan, apa yang bisa mereka harapkan dari kita, atau bahkan diskon kecil sebagai 'hadiah' selamat datang. Tujuannya? Bikin mereka langsung 'klik' sama kita dan pengen tahu lebih banyak.

2. Email Pemeliharaan Prospek (Lead Nurturing Email)
Bayangkan Anda punya calon pelanggan yang masih 'galau'. Nah, email ini tugasnya 'nuntun' mereka pelan-pelan. Isinya serangkaian email yang relevan dan bernilai, tujuannya jawab pertanyaan mereka, hilangkan keraguan, dan bangun kepercayaan. Ibaratnya, kita jadi teman baik yang siap membantu mereka membuat keputusan.

3. Buletin (Newsletter)
Ini favorit banyak orang! Buletin itu semacam majalah digital yang kita kirim berkala. Isinya bisa rangkuman konten menarik, wawasan terbaru dari industri, kisah sukses pelanggan, atau penawaran khusus. Cocok banget buat jaga engagement dan bikin brand kita makin 'berbobot'.

4. Email Khusus/Promosi (Dedicated/Promotional Email)
Kalau yang ini, fokusnya cuma satu: ada tujuan spesifik yang mau dicapai. Misalnya, kita baru launching produk baru, atau lagi ada promo terbatas. Pesan ini dikirim ke segmen yang memang cocok, dengan ajakan bertindak (CTA) yang super jelas. Nggak pakai basa-basi!

5. Email Keterlibatan Kembali (Re-engagement Email)
Punya pelanggan yang sudah lama nggak 'nongol'? Jangan biarkan mereka pergi! Email ini tugasnya 'membangunkan' mereka lagi. Bisa dengan konten yang dipersonalisasi, atau mungkin insentif menarik. Tujuannya biar mereka balik lagi dan daftar email kita tetap 'sehat'.
Selain itu, ada juga beberapa jenis email yang seringkali punya dampak besar:
  • Transaksi & Pasca Pembelian: Ini penting banget! Konfirmasi pesanan, status pengiriman, sampai rekomendasi produk lain yang mungkin mereka suka. Bikin pelanggan merasa aman dan dihargai.
  • Pengabaian Telusur/Keranjang: Pernah kan, lagi asyik belanja online, terus tiba-tiba ada urusan lain, keranjang ditinggal gitu aja? Nah, email ini tugasnya ngingetin mereka dengan pesan yang pas di waktu yang tepat. 'Eh, barangnya masih nungguin lho!'
  • Menang Kembali (Win-back): Ini buat pelanggan yang sudah lama nggak transaksi. Kita bisa kasih penawaran super spesial biar mereka balik lagi ke pelukan kita.

Gimana Cara Pakainya? Ini Dia 9 Langkah Ampuh!

Oke, sekarang kita masuk ke bagian intinya: gimana sih cara pakai email marketing ini biar hasilnya maksimal? Ada 9 langkah terbukti yang bisa Anda ikuti:

Langkah 1: Kenali Audiens Anda, Sedalam-dalamnya!
Ini pondasi paling penting! Sebelum mulai kirim email, Anda harus tahu betul siapa yang mau Anda sasar. Siapa sih yang paling mungkin beli produk Anda? Coba deh, gali lebih dalam: demografi mereka (umur, jenis kelamin), di mana mereka tinggal, apa pekerjaannya, apa minatnya, dan yang paling penting, apa 'masalah' atau 'pain point' yang mereka hadapi? Semakin spesifik Anda mengenal mereka, semakin relevan pesan yang bisa Anda kirim. Ingat, relevansi itu kunci!

Langkah 2: Tentukan Tujuan yang Jelas dan Terukur
Setiap kampanye email itu harus punya tujuan! Jangan cuma 'asal kirim'. Mau jualan? Mau ajak orang coba produk gratis? Mau bikin pelanggan baru betah? Atau mau 'bangkitin' pelanggan lama? Tujuan yang jelas itu ibarat kompas. Dia akan menjaga pesan Anda tetap fokus dan jadi patokan buat ngukur berhasil atau tidaknya kampanye Anda. Tanpa tujuan, kita cuma muter-muter nggak jelas, kan?

Langkah 3: Pilih Platform Email Marketing yang Tepat
Ini ibarat milih 'senjata' perang. Banyak banget platform email marketing di luar sana. Cari yang punya fitur lengkap: bisa kirim email dengan baik (deliverability), bisa segmentasi (misahin pelanggan jadi kelompok-kelompok kecil), ada otomatisasinya, template-nya bagus, dan yang penting, ada analitiknya biar kita bisa ngukur. Pastikan juga platform itu bisa 'naik kelas' kalau bisnis Anda makin besar, gampang dipakai, dan ada dukungan yang oke. Jangan ragu minta demo, biar tahu cocok atau nggaknya!

Langkah 4: Tentukan Jenis Kampanye dan 'Ajakan Bertindak' Utama
Setelah tahu audiens dan tujuan, sekarang tentukan format emailnya. Mau buletin? Promo? Pengumuman? Email buat 'bangkitin' pelanggan? Atau autoresponder (email selamat datang, email transaksi)? Sesuaikan dengan tujuan dan siapa yang mau Anda kirim. Dan ingat, satu email, satu 'ajakan bertindak' (Call to Action/CTA) utama! Jangan bikin bingung, ya.

Langkah 5: Bangun Daftar Email Secara Organik, Jangan Beli!
  • Ini penting banget: JANGAN PERNAH BELI DAFTAR EMAIL! Kenapa? Karena itu sama saja buang-buang uang dan waktu. Kualitasnya jelek, dan bisa-bisa email Anda malah masuk spam. Bangunlah daftar email Anda sendiri, secara organik. Caranya? Banyak!
  • Formulir di website: Bikin pop-up yang menarik dengan penawaran yang masuk akal. Misalnya, 'Daftar sekarang, dapatkan diskon 10%!'
  • Daftar lewat media sosial atau chatbot: Manfaatkan platform yang sudah ada.
  • Konten berbayar data (gated content) dan acara: Tawarkan e-book gratis, webinar, atau acara eksklusif dengan syarat mereka daftar email dulu.
  • Integrasi CRM: Kalau Anda pakai sistem CRM, pastikan ada persetujuan yang sah dari pelanggan.
Dan yang paling penting, kirim email hanya ke orang-orang yang sudah 'opt-in' atau setuju menerima email dari Anda. Kalau perlu, pakai 'double opt-in' (mereka harus konfirmasi lagi) biar kualitas data Anda makin top!

Langkah 6: Segmentasi Itu Wajib Biar Relevan!
  • Bayangkan Anda punya toko baju. Apakah Anda akan menawarkan baju pria ke wanita, atau sebaliknya? Tentu tidak, kan? Sama halnya dengan email. Segmentasi itu artinya mengelompokkan pelanggan Anda berdasarkan kesamaan tertentu. Bisa berdasarkan:
  • Lokasi dan demografi: Beda kota, beda kebutuhan.
  • Riwayat pembelian: Pelanggan yang sering beli produk A, mungkin tertarik dengan produk B yang serupa.
  • Perilaku: Mereka yang sering buka email promo, atau yang sering klik link tertentu.
  • Minat: Apa yang mereka suka? Apa yang mereka cari?
  • Keterlibatan email: Siapa yang sering buka dan klik? Siapa yang sudah lama 'tidur'?
Dengan segmentasi, Anda bisa menyesuaikan subjek email, isinya, penawarannya, bahkan seberapa sering Anda kirim email. Ini yang bikin email Anda terasa personal dan relevan!

Langkah 7: Bikin Email yang Bikin Orang Nggak Tahan Pengen Klik!
Ini bagian 'seni'-nya! Gimana caranya bikin email yang begitu muncul di inbox, langsung bikin orang penasaran dan pengen buka? Kuncinya ada di:
  • Baris subjek dan preheader yang kuat: Ini 'gerbang' pertama. Bikin yang ringkas, menarik, dan bikin penasaran. Jangan clickbait, ya!
  • Isi email yang ringkas: Langsung ke intinya, fokus pada manfaat, bukan cuma fitur. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
  • CTA yang menonjol: Tombol 'Beli Sekarang' atau 'Daftar di Sini' harus jelas, kontras, dan gampang diklik.
  • Desain mobile-first: Ingat, kebanyakan orang buka email dari HP. Pastikan desainnya responsif dan nyaman dilihat di layar kecil.
  • Personalisasi: Panggil nama mereka, sebutkan kategori favorit, atau ingatkan aktivitas terakhir mereka. Ini bikin mereka merasa diperhatikan.
  • Sertakan versi teks biasa: Kadang, ada yang lebih suka email tanpa gambar. Jadi, sediakan juga versi teks biasa.
Langkah 8: Uji, Uji, dan Uji Lagi (A/B Testing)!
Jangan pernah berasumsi! Selalu uji setiap elemen email Anda. Ini namanya A/B testing. Caranya, ubah satu variabel saja setiap kali: subjek, preheader, CTA, penawaran, tata letak, gambar, atau waktu kirim. Kirim ke dua kelompok yang berbeda, lalu lihat mana yang hasilnya lebih bagus. Pastikan sampelnya cukup besar, dan yang paling penting, dokumentasikan semua pembelajaran Anda! Ini harta karun buat kampanye selanjutnya.

Langkah 9: Ukur, Evaluasi, dan Optimasi Terus!
Setelah semua berjalan, jangan berhenti! Terus pantau metrik-metrik penting yang selaras dengan tujuan Anda:
  • Tingkat Buka Unik (UOR): Berapa banyak orang yang benar-benar buka email Anda? Ini indikator awal minat mereka.
  • Tingkat Klik-Tayang (CTR): Berapa banyak yang klik link di email Anda? Ini menunjukkan seberapa efektif konten dan CTA Anda.
  • Tingkat Konversi: Berapa banyak yang akhirnya melakukan apa yang Anda inginkan (beli, daftar, dll.)? Ini dampak akhirnya!
  • Tingkat Pentalan (Bounce Rate): Berapa banyak email yang gagal terkirim? Ini soal kualitas daftar Anda.
  • Tingkat Berhenti Berlangganan/Spam: Berapa banyak yang unsubscribe atau melaporkan email Anda sebagai spam? Ini indikator apakah konten dan frekuensi Anda sudah pas.
Dari semua data ini, Anda bisa dapat banyak wawasan. Gunakan wawasan itu untuk terus menyempurnakan konten, segmentasi, dan irama pengiriman email Anda. Ingat, optimasi itu proses tanpa henti!

Aturan Main Email Marketing: Jangan Sampai Kena Sanksi!

Kepatuhan itu bukan cuma soal menghindari denda, lho! Ini soal menjaga reputasi Anda sebagai pengirim email dan memastikan email Anda selalu sampai di inbox, bukan di folder spam. Ada beberapa rambu utama yang perlu Anda tahu:
  • CAN-SPAM (AS): Kalau Anda target pasar di Amerika, ini wajib tahu. Identitas pengirim harus jelas, subjek email harus jujur, dan harus ada keterangan kalau ini email komersial. Jangan lupa sertakan alamat fisik bisnis Anda, dan yang paling penting, sediakan tombol 'unsubscribe' sekali klik yang gampang banget diakses. Dan kalau ada yang unsubscribe, proses dalam 10 hari kerja, ya!
  • GDPR/PECR (UE/Inggris Raya): Kalau target pasar Anda di Eropa, ini lebih ketat lagi. Harus ada dasar hukum yang jelas kenapa Anda memproses data mereka, persetujuan harus eksplisit, data yang dikumpulkan harus seminimal mungkin, dan mereka punya hak untuk akses atau hapus data. Transparansi itu kunci, dan Anda harus punya rekam jejak persetujuan mereka.
  • CASL (Kanada): Mirip dengan yang lain, di Kanada juga butuh persetujuan eksplisit, identitas pengirim harus jelas, dan mekanisme 'opt-out' harus mudah.
  • UU PDP Indonesia (No. 27/2022): Nah, kalau di Indonesia, kita punya UU Perlindungan Data Pribadi. Intinya sama: persetujuan harus jelas, tujuan pemrosesan data harus spesifik, data harus aman, mereka punya hak akses/hapus, dan kalau ada kebocoran data, Anda wajib memberitahu.

Secara universal, ada beberapa praktik baik yang bisa Anda terapkan:
  • Jelaskan kenapa seseorang menerima email dari Anda. Ini soal transparansi.
  • Sertakan link untuk mengubah preferensi atau berhenti berlangganan yang gampang ditemukan.
  • Hormati keputusan mereka untuk 'keluar' tanpa banyak tanya atau minta informasi tambahan.
  • Simpan bukti persetujuan mereka dan kelola data dengan benar. Ini penting untuk audit!

Email Sampai Inbox, Bukan Spam: Fondasi Teknis yang Kuat!

Ini bagian yang sering diabaikan, padahal krusial! Biar email Anda nggak nyasar ke folder spam, Anda harus bangun fondasi teknis yang kokoh. Apa saja?
  • Autentikasi domain: Ini semacam 'kartu identitas' email Anda. Konfigurasi SPF, DKIM, dan DMARC itu wajib! (Idealnya, DMARC-nya disetel 'karantina' atau 'tolak' biar aman).
  • BIMI: Pernah lihat logo brand muncul di samping nama pengirim di inbox? Itu BIMI! Ini bikin email Anda makin terpercaya.
  • Kebijakan pengirim (Gmail/Yahoo 2024+): Google dan Yahoo makin ketat! Pastikan Anda pakai autentikasi penuh, ada tombol 'unsubscribe' sekali klik, jaga tingkat spam di bawah 0,3%, nama pengirim jelas, dan volume pengiriman stabil. Jangan sampai email Anda dicurigai sebagai spammer!
  • Kebersihan daftar: Hapus alamat email yang sudah 'mati' (hard bounce), kelola yang 'sakit' (soft bounce), segmentasi berdasarkan keterlibatan, dan punya 'sunset policy' buat kontak yang sudah lama nggak aktif. Daftar yang bersih itu kunci deliverability yang bagus.
  • Pemanasan domain/IP: Kalau Anda baru mulai atau mau kirim email dalam jumlah besar, lakukan 'pemanasan' dulu. Kirim email sedikit demi sedikit, jangan langsung 'gas' banyak. Ini biar reputasi Anda terjaga di mata penyedia email.

Konten dan Desain yang Bikin Orang Langsung Gerak!

Email Anda sudah sampai di inbox, sekarang gimana caranya bikin orang langsung 'gerak'? Konten dan desain itu kuncinya!
  • Subjek yang bernilai: Ringkas, spesifik, dan jangan pakai clickbait. Bikin orang penasaran, tapi jujur.
  • Preheader yang melengkapi subjek: Ini teks kecil di bawah subjek yang bisa jadi 'umpan' tambahan.
  • Hero section dan CTA yang jelas: Bagian paling atas email harus langsung 'nendang'. Gambar yang menarik, dan tombol CTA yang besar, kontras, dan gampang diklik. Bikin orang nggak perlu mikir dua kali!
  • Isi email yang ringkas: Fokus pada manfaat nyata yang akan didapat pembaca, bukan cuma daftar fitur. Gunakan bahasa yang persuasif dan mudah dicerna.
  • Visual yang cepat loading: Gambar harus dikompresi biar nggak berat. Dan jangan lupa alt-text yang deskriptif, biar kalau gambar nggak muncul, orang tetap tahu itu gambar apa.
  • Aksesibilitas: Pastikan email Anda nyaman dibaca oleh semua orang, termasuk yang punya keterbatasan. Gunakan hierarki judul yang jelas, ukuran font yang ramah mata, dan kontras warna yang sesuai standar.

Uji, Iterasi, dan Dokumentasi: Resep Sukses Jangka Panjang!

Email marketing itu bukan sekali jadi, tapi proses yang terus-menerus. Anda harus punya 'ritme eksperimen' sendiri:
  • Hipotesis → uji A/B → analisis → dokumentasi → adopsi pemenang: Ini siklusnya! Punya ide? Uji! Lihat hasilnya. Pelajari. Catat. Kalau berhasil, terapkan!
  • Uji multi-variabel: Kalau data Anda sudah banyak, Anda bisa coba uji beberapa variabel sekaligus. Misalnya, kombinasi tata letak dan konten yang berbeda. Ini bisa mempercepat proses optimasi.
  • Simpan 'buku pedoman' hasil uji: Semua yang sudah Anda pelajari, catat! Bikin semacam 'playbook' biar tim lain bisa belajar dan mereplikasi kesuksesan Anda. Jangan sampai ilmu yang sudah didapat cuma jadi angin lalu.

Metrik Kinerja Utama dan Rumus Praktis: Biar Nggak Buta Data!

Ini dia beberapa metrik penting yang wajib Anda pantau, beserta rumus praktisnya:
  • CTR (Click-Through Rate): Berapa persen orang yang klik link di email Anda? Rumusnya: (Klik unik / Total email terkirim) × 100%
  • CVR (Conversion Rate): Berapa persen orang yang melakukan tindakan yang Anda inginkan (beli, daftar, dll.) setelah klik link? Rumusnya: (Konversi / Klik unik) × 100%
  • Pendapatan per Email (RPE): Berapa rata-rata pendapatan yang Anda dapat dari setiap email yang terkirim? Rumusnya: (Total Pendapatan / Total email terkirim)
  • Tingkat Pertumbuhan Daftar (List Growth Rate): Seberapa cepat daftar email Anda bertambah? Rumusnya: (Pelanggan baru – Berhenti berlangganan – Keluhan) / Total daftar × 100%
  • Tingkat Keluhan Spam (Spam Complaint Rate): Berapa persen orang yang melaporkan email Anda sebagai spam? Ini harus dijaga ketat, idealnya di bawah 0,1–0,3%! Rumusnya: (Keluhan spam / Total email terkirim) × 100%
Optimasi itu fokusnya pada peningkatan RPE, penurunan tingkat keluhan, dan pertumbuhan daftar yang sehat. Jadi, jangan cuma lihat satu metrik, ya!

Mau Cepat Mulai? Ini Dia Resepnya!

Nggak sabar pengen langsung praktik? Ini dia cara cepatnya:

1.Definisikan audiens dan tujuan Anda: Ini mutlak!
2.Pilih platform yang pas: Yang bisa otomatisasi, segmentasi, dan ada analitiknya.
3.Bangun daftar email organik: Dan siapkan 'pusat preferensi' biar mereka bisa atur sendiri.
4.Susun konten inti dan kalender kirim 90 hari: Bikin rencana yang jelas.
5.Luncurkan alur otomatis yang 'nendang':
  • Seri selamat datang
  • Pengingat keranjang belanja yang ditinggal
  • Permintaan ulasan setelah pembelian
  • Email 'bangkitin' pelanggan lama
6.Terapkan autentikasi domain: SPF/DKIM/DMARC itu wajib! Plus, tombol 'unsubscribe' sekali klik.
7.Uji dan ukur setiap pengiriman: Dan terus lakukan iterasi setiap minggu. Jangan pernah berhenti belajar!

FAQ Singkat: Pertanyaan yang Sering Muncul

Q: Kenapa tingkat buka email saya menurun?
A: Jangan panik! Fitur privasi baru seperti Mail Privacy Protection bisa bikin tingkat buka jadi 'panas' (terlihat tinggi padahal tidak). Jadi, fokuslah pada metrik yang lebih penting: klik dan konversi. Itu yang benar-benar menunjukkan minat mereka!

Q: Seberapa sering sih harus kirim email?
A: Ini tergantung audiens dan preferensi mereka. Umumnya, 1–4 kali sebulan untuk buletin itu sudah cukup. Tapi, kalau ada email otomatis yang relevan (misalnya, konfirmasi pesanan), itu bisa lebih sering. Intinya, jangan sampai mereka merasa 'dibombardir', ya!

Q: Perlu nggak sih pakai 'double opt-in'?
A: Sangat disarankan! Ini memang butuh satu langkah ekstra dari pelanggan, tapi hasilnya? Kualitas daftar Anda jadi jauh lebih bagus dan 'bersih'. Plus, ini juga bagus buat reputasi pengirim Anda. Jadi, kalau bisa, pakai 'double opt-in' ya!
Foto profil penulis

Ditulis oleh

Penulis adalah seorang praktisi SEO dan blogger yang bersemangat membagikan pengetahuan tentang dunia digital.